Pages

Senin, 02 April 2012



                             Interaksi Mutualisme Lebah Penyerbuk dengan Tanaman  Bunga
1.Pendahuluan
            Dalam suatu lingkungan ekosistem  sudah pasti akan terjadi suatu interaksi antar komponen penyusunnya baik komponen abiotik maupun komponen biotik. Begitu juga yang terjadi pada agroekosistem. Agroekosistem sebagai salah satu ekosistem khusus diwilayah pertanian misalnya agroekosistem ladang, sawah dan kebun teh ternyata juga mampu menghadirkan interaksi timbal balik antara tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan faktor lingkungan pertanian seperti tanah, iklim, dan lain sebagainya. Interaksi yang timbul dalam suatu agroekosistem sangatlah beragam. Keberagaman tersebut disebabkan oleh keberagaman komponen biotik dan abiotik yang menyusun suatu agroekosistem.
Pengetahuan akan sifat interaksi 2 organisme atau lebih dalam suatu agroekosistem sangatlah penting dan bermanfaat. Sifat interaksi yang ada di agroekosistem sangatlah beragam mulai dari parasitisme, mutualisme, komensalisme, netralisme, sinekrosis, dan amensalisme. Dengan mengetahui sifat interaksi yang terjalin antar organisme disuatu lingkungan agroekosistem setidaknya  akan mempermudah dalam teknik budidaya dan penjagaan produktifitas suatu tanaman dari degradasi kualitas dan kuantitas dengan tetap menggunakan dana yang efisien.
Salah satu sifat interaksi yang paling menarik dikaji adalah mutualisme. Mutualisme meupakan sifat interaksi yang saling menguntungkan kedua belah pihak organisme yang saling berhubungan timbal balik. Di alam interaksi mutualisme itu ada 2 yaitu mutualisme simbiotik dan non simbiotik. Bedanya pada interaksi mutualisme simbiotik jikalau ada salah satu dari ke 2 organisme yang sedang berhubungan  tersebut mati maka akan berdampak pada penuruanan kualitas hidup organisme yang lainnya atau bahkan kematian. Sedangkan pada interaksi mutualisme non simbiotik itu tidak berlaku hal demikian, ketika ada salah satu komponen yang mati atau tiodak hadir dalam suatu agroekosistem, organisme yang lain tidak akan berdampak secara langsung. Contoh dari mutualisme  simbiotik adalah  mikoriza sedangkan contoh mutualisme non simbiotik  adalah simbiosis lebah penyerbuk dengan tanaman bunga. Simbiosis lebah penyerbuk dan bunga  lebih  sering dan lebih mudah kita jumpai apalagi saat berada di kebun bunga tak terkecuali di kebun rambutan  dan kebun wijen. Hal ini perlu dikembangkan dengan pengkajian lebih lanjut pada aspek-aspek pendukungnya seperti peranan dalam jaring-jaring makanan dan aliran energinya. Oleh karena itulah kami bermaksud untuk mengangkat topik tersebut dalam pembuatan tugas makalah kali ini.

2.Contoh
2.1 Interaksi mutualisme 5 jenis lebah penyerbuk (Trigona itama, Trigona nitriventris, Trigona canifrons, Trigona atripes, dan Apis indica) dengan pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.). Latar tempat penelitian tersebut adalah kebun rambutan di daerah Balikpapan kalimantan Timur.
 2.2 Interaksi lebah madu (Apis mellifera L.) dengan tanaman wijen (Sesamum indicum  L.). Interaksi ini ditemukan di kebun wijen di daerah Nganjuk, Jawa timur

3. Pembahasan
Interaksi mutualisme antara lebah penyerbuk dan bunga pada 2 contoh diatas termasuk mutualisme non simbiotik. Dalam konsep interaksi mutualisme memang diklasifikasikan menjadi 2 yaitu non simbiotik dan simbiotik. Interaksi mutualisme berarti kedua belah pihak yang sedang berhubungan sama-sama mendapatkan manfaat. Lebah memperoleh keuntungan makanan berupa nektar pohon rambutan ataupun tanaman wijen  memperoleh keuntungan berupa jasa bantuan dalam proses penyerbukannya. Non-simbiotik dapat diartikan  apabila ada salah satu komponen organisme yang tidak hadir dalam agroekosistem tersebut tidak akan menyebabkan kematian pada organisme yang lain, seperti yang akan terjadi pada mutualisme simbiotik.
Baik pada agroekosistem kebun rambutan ataupun kebun wijen, energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan rambutan dan wijen dalam proses fotosintesis. Hanya 43% dari total sinar matahari yang bisa terpancar  di bumi. Dari 43 % sinar matahari yang berpancar di bumi hanya sinar-sinar  tampak dengan gelombang 400-650 nanometerlah yang bisa ditangkap pigmen hijau daun tumbuhan sehingga hanya sekitar 1-5 %, yang berhasil diubah tumbuhan menjadi bahan makanan seperti buah rambutan nektar dan lain sebagainya.
Dalam jaring jaring makanan, pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan tanaman wijen (Sesamum indicum  L.) berperan sebagai produsen karena merupakan organisme autotrof. Dalam konsep aliran energi pada suatu agroekosistem, biasanya herbivora hanya mampu menyimpan sekitar 10 % energi berkat upaya transfer energi yang telah dilakukannya dengan si produsen. Pada agroekosistem tersebut, konsumen herbivora ditempati oleh lebah -lebah penyerbuk (Apis mellifera L., Trigona itama, Trigona nitriventris, Trigona canifrons, Trigona atripes, dan Apis indica) yang berperan memakan nektar dari bunga rambutan maupun bunga wijen. Transfer energi terjadi pada saat si lebah penyerbuk memakan nektar bunga rambutan ataupun bunga wijen. Pada akhirnya lebah penyerbuk  jantan tersebut akan mati dengan sendirinya karena pada umumnya umur dari lebah penyerbuk jantan hanyalah 21 hari.[3]
Pada tingkatan trofik konsumen karnivora hanya dapat menyimpan energi kurang dari 10 % karena energi  yang dikandung mangsanya yang dalam setiap tingkatan trofik akan mengalami kehilangan energi yang digunakan untuk pernafasan si organisme. Begitu pula yang terjadi pada konsumen tingkat 2 dan konsumen tersier.     
Selain lebah konsumen herbivora juga diduduki oleh ulat hantu (Hilleud jurig-sunda,red) yang memangsa daun rambutan [4]. Kedudukan konsumen tingkat 2 atau karnivora diduduki oleh semut hitam dan semut rangrang. Selanjutnya semut rangrang akan dimakan oleh burung. Dalam hal ini burung berperan sebagai konsumen karnivora tingkat 2 yang memangsa semut, tentu saja terjadi transfer energi ini dan energi yang didapat burung lebih kecil ketimbang energi yang didapat konsumen karnivora tingkat 1 ataupun konsumen herbivora. Selanjutnya burung akan dimangsa ular yang berperan sebagai konsumen tersier yaitu karnivora besar yang memangsa karnivora tingkat 2 . Baik produsen maupun konsumen pada akhirnya akan mati dan jasadnya akan diurai oleh bakteri, jamur dan mikroorganisme pengurai lain yang dalam jaring-jaring makanan berperan sebagai dekomposer. Dekomposer tersebut berperan mengurai jasad biologi menjadi unsur unsur yang lebih sederhana dan mudah dimakan tanaman rambutan dan tanaman wijen.    

4. Kesimpulan
            Contoh interaksi mutualisme non simbiotik yang terjadi diatas permukaan tanah yaitu interaksi lebah madu (Apis mellifera L.) / penyerbuk ( Trigona itama, Trigona nitriventris, Trigona canifrons, Trigona atripes, dan Apis indica) dan tanaman berbunga seperti wijen (Sesamum indicum  L.) dan rambutan (Nephelium lappaceum L.). Tanaman wijen  dan rambutan  berperan sebagai produsen. Sedangkan lebah madu  / penyerbuk berperan sebagai konsumen herbivora karena mereka memperoleh makanannya berupa nektar.  

5.Pustaka
Anonim.2008.Lebah dan Madu .(Online).http://lebahdanmadu.blogspot.com/Tanggal diakses 2 maret 2012.
Eko.2011.predator ulat bulu paling efektif adalah semut.(Online).http://forum.kompas.com/green-global-warming/35538-predator-ulat-bulu-paling-efektif-adalah-semut.html.Tanggal diakses 3 maret 2012.
Herry,ariek.2011.Jenis dan Fungsi Lebah Madu.(Online).http:www.arbainweb.com/taukah-anda/125-jenis-dan-fungsi-lebah-madu.html.Tanggal diakses 3 maret 2012.
Hariyono,budi.Tanpa tahun. Potensi Bunga Wijen (Sesamum indicum L.) Sumber pakan Lebah Madu.Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.Malang.
Staf Peneliti Herbarium Bogoriense.1986.Penyerbukan Pada Rambutan (Nephelium lappaceum L.).Ilmu Pert. 4 (2).Lembaga Biologi Nasional.Bogor.hal 75-77


[1] Hariyono,budi.Tanpa tahun. Potensi Bunga Wijen (Sesamum indicum L.) Sumber pakan Lebah Madu.Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.Malang
[2] Anonim.2008.Lebah dan Madu .(Online).http://lebahdanmadu.blogspot.com/Tanggal diakses 2 maret 2012.
[3] Herry,ariek.2011.Jenis dan Fungsi Lebah Madu.http:www.arbainweb.com/taukah-anda/125-jenis-dan-fungsi-lebah-madu.html.Tanggal akses 3 maret 2012.
[4] Eko.2011.predator ulat bulu paling efektif adalah semut.(Online).http://forum.kompas.com/green-global-warming/35538-predator-ulat-bulu-paling-efektif-adalah-semut.html.Tanggal diakses 3 maret 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar