Pages

Kamis, 22 Maret 2012

Aspek Terminologi Agroekologi

1.    Mengapa Agroekologi penting dipelajari di Fakultas Pertanian ?
Karena Agroekologi merupakan solusi dari masalah yang dihadapi pertanian saat ini, yang sudah sewajarnya menjadi beban moril atau tanggung jawab para akademisi di bidang pertanian termasuk mahasiswa Fakultas Pertanian yang nantinya akan menjadi generasi pembangun bidang pertanian. Masalah yang menghadang dunia pertanian saat ini adalah tingkat produksi dengan laju peningkatan yang kecil namun berimbas pada pengrusakan agroekosistem yang begitu besar. Contoh kecil diantaranya adalah kasus degradasi kuantitas bahan organik di kawasan Jember Selatan.
Dengan belajar atau mendalami Agroekologi, para mahasiswa Fakultas Pertanian akan mulai menyadari betapa pentingnya menjga agroekosistem suatu wilayah dengan tetap berorientasi pada produktifitas. Hal tersebut disebabkan oleh 4 sifat inti yang diajarkan dalam Agroekologi yaitu produktifitas, stabilitas, keberlanjutan dan keseimbangan. Sifat produktivitas  dapat dijadikan tolak ukur penentuan ukuran optimal suatu agroekosistem yang disesuaikan dengan daya dukung agroekosistem wilayah tersebut, sehingga dapat dihindari tindakan pengeksploitasian agroekosistem jauh diluar batas optimal. Sehingga akan terwujud suatu kestabilan berproduksi secara konstan dari waktu ke waktu. Kestabilan berproduksi secara terus menerus tanpa menurunkan daya dukung agroekosistem merupak aplikasi sifat ke 3 yaitu Keberlanjutan. Keseluruhan aktifitas tersebut harus selalu memperhatikan keseimbangan antara  kebutuhan lingkungan, ekonomi dan sosial-budaya.
 Harapannya dengan pembelajaran 4 elemen sifat agroekologi itu mahasiswa dapat lebih bijak menjalankan usaha taninya ataupn ketika mereka menghadapi suatu problematika dalam usaha taninya. Jika semua mahasiswa Fakultas Pertanian yang menjadi tulang punggung roda pertanian bangsa ini sudah sadar akan keseluruhan konsep Agroekologi maka dapat dijamin pertanian bangsa ini akan berangsur angsur membaik, baik secara ekonomi maupun lingkungannya.

2.    Apa hubungan antara Agroekologi dengan Pertanian berkelanjutan ?
Agroekologi adalah dasar untuk menuju Pertanian Berkelanjutan. Pertanian Berkelanjutan adalah pertanian dengan basis lingkungan artinya keberlangsungan pertanian tetap ada, tetap berproduksi dan bermanfaat bagi semua namun tidak menimbulkan bencana bagi lingkungan dan mahluk hidup lainnya. Untuk mencapai model pertanian seperti itu harus diberangkatkan dari pemahaman akan pentingnya mempertahankan fungsi ekologis dari agroekosistem dengan tidak mengenyampingkan terlalu jauh aspek profit. Dengan adanya agroekologi, pemahaman pengelolaan usaha pertanian yang ditanamkan adalah pertanian yang berbasis produktifitas, stabilitas, keberlanjutan, dan keseimbangan. Ke 4 sifat tersebut merupakan kunci dari terwujudnya pertanian berkelanjutan.  Penekanannya pada sifat keberlanjutan dan stabilitas yang berarti kontiunitas berproduksi dengan tetap menyelamatkan ekosistem lingkungan pertanian.
Konsep dasar Agroekologi adalah penerapan prinsip prinsip ekologis dalam hal produksi pertanian dan pengelolaan agroekosistem. Agroekologi merupakan titik tolak untuk mulai menyadarkan masyarakat  dunia  bahwasanya model pertanian yang marak saat ini hanya berorientasi profit dan mengenyampingkan lingkungan sehingga tidak akan mungkin tercapai Pertanian Berkelanjutan. Buktinya banyak ditemukan penurunan kualitas ekosistem lingkungan pertanian. Oleh karena itulah agroekologi hadir sebagai disiplin ilmu yang mampu mengelola agroekosistem sekaligus meningkatkan produktifitas.
Fakta bahwasanya agroekologi adalah dasar menuju pertaian berkelanjutan adaapt diambil dari  laporan Olivier de Schutter,  Reporter Khusus PBB tentang Hak untuk Pangan yang menunjukkan bahwa agroekologi atau eco-farming (pertanian ekologis) telah dapat melipatgandakan berbagai jenis produksi makanan di seluruh daerah dalam waktu 10 tahun. Eco-farming ini juga bisa menjadi mitigasi perubahan iklim dan mengurangi kemiskinan di pedesaan. Laporan agroekologi dan hak atas pangan De Schutter's tersebut telah dipresentasikan kepada Dewan HAM PBB pada 8 Maret 2011 dengan menggambarkan  literatur ilmiah terbaru untuk mendukung kesimpulannya: "bukti ilmiah menunjukkan bahwa metode agroekologi mengungguli penggunaan pupuk kimia dalam mendorong produksi pangan dimana ada kelaparan utamanya di lingkungan yang kurang baik".
Bukti lainya adalah peningkatan lahan sebesar 214% dalam 44 proyek di 20 negara di sub-Sahara Afrika yang menggunakan teknik pertanian agro-ekologi selama 3 sampai 10 tahun. Peningkatan ini dinilai jauh lebih banyak daripada peningkatan yang ditimbulkan dengan diterapkannya tanaman rekayasa genetik (transgenik) yang pernah dilakukan. Hasil kajian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa petani-petani kecil di 57 negara yang menggunakan teknik agroekologi memperoleh peningkatan produksirata-rata 80 persen. Di Afrika rata-rata meningkat 116 %. Jadi dengan diterapkannya Agroekologi, perlahan namun pasti Pertanian Berkelanjutan akan terwujud.

3.    Apa hubungan antara Agroekologi dengan Agrolandscape (Pertamanan) ?
Agroekologi merupakan pedoman dalam menjalankan Agrolandscape (Pertamanan). Agrolandscape (Pertamanan) adalah salah satu kegiatan pengelolaan agroekosistem karena pertamanan termasuk kegiatan berskala ruang yang didalamnya terjadi interaksi fungsional  antara komponen abiotik dengan komponen biotik namun tetap lebih menekankan pada segi keindahan (estetika). Pengelolaan agroekosistem adalah salah satu cakupan dari agroekologi yang selalu menerapkan disiplin prinsip ekologis. Jadi dalam setiap perencanaan pertamanan haruslah mengindahkan pertimbangan-pertimbangan agroekologis dengan tambahan muatan estetika atau keindahan seoptimal mungkin.
Pertamanan sebagai  salah satu agroekosistem harus diupayakan dikelola dengan sadar, terencana dan bijaksana sesuai dengan konsep 4 sifat Agroekologi yaitu produktifitas, stabilitas, keberlanjutan dan keseimbangan. Hal ini sesuai dengan ketentuan umum Pasal 1 Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hudup. Oleh karena itulah  terdapat hubungan nyata antara pertamanan dan agroekologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar